Aku menangis
bukan karena ingin menghilang dari hal yang apatis
Aku meradang
bukan karena otakku yang terlalu fragmatis
Menepi di
malam sunyi karena tikus itu sedang mengemudi
Jauh
menerawang batas suci yang dulu kau kuasai
Mulutku
ternoda
Karena terpaksa
mengatakan apa yang seharusnya aku diamkan
Seluruh
indraku rapuh
Dikarenakan
bekerja dengan penuh amarah dari orang sok gagah
Terkesiap
tapi membatu
Berharap
mampu tapi sayang semua itu palsu
Nafas yang
menderu nyaring menusuk kerongkongan
Bagai indung
melagukan nafas rindu
Tapi pada
sosokmu yang dulu